Pada tahun 2020 ekonomi global mengalami hantaman akibat pandemi Covid-19 yang menyebar hampir di seluruh dunia. Kabupaten Wonosobo juga tidak luput dari kondisi yang sama tersebut. Selama tahun 2020, aktivitas ekonomi di Kabupaten Wonosobo mengalami kontraksi sebesar-1,66 persen. Kondisi ini sejalan dengan ekonomi Jawa Tengah yang terkontraksi sebesar -2,65 persen. Hampir semua komponen PDRB pengeluaran mengalami kontraksi. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) sebagai penopang utama ekonomi Kabupaten Wonosobo terkontraksi -1,20persen .Sedangkan penopang kedua setelah PKRT yaitu PMTB juga mengalami kontraksi sebesar-6,82 persen. Tak hanya menciptakan krisis kesehatan masyarakat, pandemi Covid-19 secara nyata juga mengganggu aktivitas ekonomi Kabupaten Wonosobo.
Kontraksi ekonomi Kabupaten Wonosobo dapat digambarkan melalui nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan. Nilai PDRB pada tahun 2016-2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sedangkan di tahun 2020 nilai PDRB Kabupaten Wonosobo hanya mengalami sedikit peningkatan, dikarenakan dampak pandemi COVID-19.
Pada tahun 2020 produk yang dikonsumsi di Wilayah Kabupaten Wonosobo sebagian besar masih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir rumah tangga (77,12 persen). Pengeluaran untuk PMTB memberi kontribusi sebesar 19,07 persen, sedangkan kontribusi konsumsi akhir pemerintah sebesar 8,04 persen.Pada tahun 2020 perdagangan Kabupaten Wonosobo yang direpresentasikan oleh transaksi ekspor dan impor, menunjukkan bahwa nilai ekspor selalu lebih rendah dari nilai impor,yang berarti bahwa perdagangan Kabupaten Wonosoboselalu menunjukkan posisi “defisit”.